Rasa itu selalu membekas sampai kapanpun, ya dimana saat saya dulu layaknya di masukan dalam kawah candradimuka yang penuh api gejolak melawan ego, menepis congkaknya jiwa, merenungi diri, menghayati setiap langkah-demi langkah. Beban berat yang dipikul serta terjalnya jalan adalah gambaran kehidupan yang sebenarnya.
Itulah rasanya saat saya dulu menjalani pelantikan menjadi anggota saka wanabakti kwarcab Ponorogo. Dan kini, generasi itu tetap berlanjut hingga ke 33, dan tak terasa saya sudah 13 tahun menjadi seorang yang dulu pernah yang adik-adik peserta pelantikan rasakan.
rasa syukur kepada Tuhan yang kuasa dan bangga terhadap kekompakan sangga kerja, ketalatenan kakak-kakak senior dalam membimbing adik-adik, keteladanan para pendahulu adalah motivasi saya untuk terus mengabdi untuk negeri.
Filed under: Saka wanabakti ponorogo | Tagged: 33, ponorogo, sukun, Wanabakti | 1 Comment »